Saat ini banyak sekali seminar-seminar yang diadakan di berbagai daerah-daerah dengan mendatangkan "yang katanya" motivator2 handal untuk bisa memberikan ceramah-ceramah yang keren mengenai kehidupan, bisnis, spritual, dan hal lainnya. Banyak juga orang yang secara antusias ikut serta dalam seminar tersebut, dikarenakan ada iming-iming bisa meningkatkan kreatifitas lah, bisa menambah sprit berusaha lah, dan banyak hal positif lainnya yang dijual oleh para seminator-seminator tersebut. Hal ini tidaklah salah, saya melihat kondisi ini merupakan sebuah keinginan dari setiap individu untuk menambah semangat diri mereka untuk melakukan hal-hal positif bagi kehidupannya. Dan "yang katanya" motivator menjadi orang-orang yang memberikan semangat dan spirit tersebut dengan menceritakan berbagai kondisi-kondisi di kehidupannya ataupun cerita-cerita inspiratif lainnya.
Saya pernah mengikuti pelatihan/training ESQ yang menjual jalan 165....yang mendekatkan diri pesertanya untuk lebih dekat dengan khalik dan juga ajaran-ajaran agama islam. Saya rasa pelatihan tersebut sangatlah bagus bagi pembangunan karakter dan jiwa para pasertanya, akan tetapi.....hal ini kembali lagi kepada individu yang mengikuti kegiatan tersebut. Apakah mereka bisa mengikuti kegiatan tersebut dengan keyakinan dan kesungguh-sungguhan. Saya melihat banyak peserta disaat dilakukannya muhasabah, mereka menangis terisak-isak dan malahan ada juga yang berteriak-teriak.......akan tetapi disaat istirahat siang, mereka kembali ke jati dirinya masing-masing, ada yang merokok, tertawa-tawa, malahan ada juga yang tidak ikut sholat zuhur. Giliran diajak muhasabah, ramai-ramai mengeluarkan isak tangis ..... giliran kembali ke kehidupan nyata, mereka juga kembali ke tabiat awalnya. Dan biasanya, pengaruh training ESQ yang diikuti para pesertanya hanya akan bertahan 3 hari, setelah itu mereka akan kembali kepada kebiasaan yang telah lumrah mereka kerjakan....training tinggal training.
Hal ini cukup menjadi perhatian bagi saya, bahwa saya bisa mengkategorikan seorang motivator menjadi seseorang yang harus memiliki peranan yang sangat penting dalam menceritakan sebuah cerita-cerita motivasi, dan jika para peserta dari training tersebut bisa berubah dalam jangka waktu yang panjang maka mereka bisa dikategorikan sebagai seorang motivator yang unggul.
Akan tetapi ada hal lain yang menjadi pemikiran bagi saya, apakah mereka layak menyebut diri mereka sebagai seorang motivator, apakah mereka nyaman dengan penggunaan kata motivator dalam embel-embel namanya.
Motivator kalau diartikan secara "bodoh" saja memiliki arti sebagai "pemberi motivasi"..........kalo bagi saya, orang yang sering menyebut nama mereka sebagai motivator lebih cocok dipanggil sebagai "orang yang menyampaikan cerita-cerita motivasi".
Karena Motivator yang sesungguhnya dalam hidup ini adalah " DIRI KITA SENDIRI ", tidak akan ada orang yang bisa menggerakkan motivasi orang lain selai diri individu itu sendiri. Jadi penggunaan kata motivator saya kira sudah tidak relevan dalam kondisi hidup saat ini.
Orang-orang yang mau berkembang dan bangkit dari keterpurukan harus memiliki motivasi sendiri untuk bisa merubah hidupnya, dan yang mejadi alasan mereka termotivasi bisa jadi karena kegagalan yang pernah mereka alami. Orang yang tidak memiliki pekerjaan harus memiliki motivasi diri untuk melangkahkan kakinya mencari peluang-peluang pekerjaan, dan yang akan menjadi alasan mereka termotivasi bisa jadi karena harus menghidupi keluarga besarnya. Para marketing di perusahaan harus memiliki motivasi sendiri kenapa mereka harus mencapai target yang ditetapkan perusahaan, dan perusahaan hanya memberikan jalan mereka menemukan motivasi mereka sendiri, bisa jadi karena mereka akan diberikan reward, bisa jadi mereka akan diberikan jenjang karir yang bagus.
Jadi secara konsep, motivasi akan muncul karena berbagai alasan. Alasan kenapa seseorang termotivasi menjadi sebuah alat untuk membangkitkan perasaan tersebut, dan di ranah inilah seorang motivator bekerja. Apabila alasan tersebut sudah ditetapkan oleh seorang individu maka barulah sebuah alur motivasi tersebut bekerja, sehingga bisa kita pastikan bahwa motivasi datang dari diri sendiri, bukanlah dari orang lain.
Kesimpualannya MOTIVATOR SEJATI adalah DIRI SENDIRI
0 komentar:
Posting Komentar