Prestasi Vs Koneksi

30 Oktober 2014

Kemaren saya membaca status teman facebooker saya yang juga kebetulan memiliki bidang pekerjaan yang sama dengan saya. Statusnya sama dengan yang selalu saya sampaikan ke rekan rekan saya di dunia kerja, itu hanya berlaku kepada perusahaan yang tidak serius dan belum maksimal menjalankan GCG dengan baik dan benar.

Statusnya berbunyi seperti ini "Kerja dengan dukungan kemampuan ilmu dan pengetahuan hasilnya prestasi belum tentu promosi, kerja dengan dukungan pendekatan dan kolusi hasil pasti adalah promosi dan prestasi pun mati"

Perusahaan yang telah memiliki budaya kerja yang mengakar ke bawah dengan konsep yang mengedepankan koneksi sudah bisa dipastikan akan mengalami kemunduran dalam hal proses percepatan usaha dan dalam mencapai target target yang telah ditetapkan oleh perusahaan tersebut.

Karena semua dilakukan tanpa pertimbangan yang matang, sehingga konsep "wrong man in the wrong places" akan sering terjadi. Sudah bisa dibayangkan kondisi yang akan terjadi di perusahaan tersebut, pola pekerjaan yang tidak jelas, manajer lini yang tidak memiliki integritas dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya. 

Kondisi ini lazim terjadi pada perusahaan yang belum memiliki sistem yang baik dalam pengelolaan SDM, padahal SDM merupakan aset terbesar sebuah persuahaan, apalagi perusahaan jasa. Konsep dasar dalam mengelola dan memberikan motivasi kepada SDM pada sebuah perusahaan adalah "Reward & Punishment", hal ini yang bisa dipastikan tidak akan ditemui pada perusahaan yang berakar budaya yang salah seperti status diatas.

Mencontohkan Lebih Baik Daripada Mengatakan

Bingung nyari kata kata yang cocok buat judul diatas, masih terkesan kaku sih....hmmm 

OK...kita mulai, saya mau membahas judul yang saya bikin diatas, yang saya maksud adalah....kalau kita mau memberitahukan kepada orang lain sebuah peraturan, maka kita juga bertanggung jawab untuk mengerjakan apa yang telah diatur tersebut.

Masih bingung kan.....huffff!!!!! Saya juga bingung ngungkapinnya.....

Jadi begini, anggap saja saya seorang pemimpin di sebuah perusahaan, untuk mengatur agar perusahaan tersebut tetap berjalan sesuai dengan Koridornya, maka saya membuat beberapa peraturan yang harus dijalankan oleh karyawan saya.

"Kepada seluruh bawahan ( sambil menengok ke bawah, dengan kacamata yang juga diplorotin ke batas hidung bagian yang besar), Anda semua harus mengikuti peraturan yang saya buat.....hmmm... Peraturannya antara lain : jam kerja kita mulai jam 8 tenggo, setelah jam 8 tidak ada lagi yang beraktivitas selain melakukan pekerjaan, istirahat makan siang jam 12-13 atau 1 jam, manfaatkan sebaik baiknya, untuk pejabat level menengah...jika masih ada bawahannya (lagi lagi menengok ke bawah) yang masih bekerja maka Anda harus tunggu ia mereka sampai selesai kecuali hal tersebut bisa didiskusikan", demikian peraturan awal. Saya mau liat Anda Anda semua bisa menjalankan atau tidak ( kacamata kembali dinaikkan ke posisi semula).

Mencoba Citarasa Baru

27 Oktober 2014

Hmm..... Setelah kurang lebih 6 tahun menulis, sebenarnya saya belum memiliki arah yang jelas terkait cara penyampaian yang harus saya gunakan dalam menyampaikan pemikiran dan ide ide yang ada dalam pikiran saya. 

Untuk ide sih...sudah bisa mengalir....tapi cara penulisan, kadang setelah saya baca baca kembali....kayaknya sedikit kaku dan terkadang terlalu formal. Setelah membaca beberapa blog milik bloger kelas nasional, baik yang kocak, serius, kritis, dan lain lain, saya bisa menyimpulkan satu hal. Ngeblog haruslah dari hati, dan apa yang terpikirkan, sampaikan saja apa adanya, dan sebaiknya gunakan bahasa yang mudah dimengerti sehingga para pembaca setia kita bisa menghayati cerita tersebut langsung masuk dalam pikiran mereka.

Intinya, kali blog yang akan dikembangkan bersifat curhatan, pemikiran, dan hal hal yang tidak berbau ilmiah, sebaiknya gunakan bahasa ...minimal bahasa sesuai umur kamu saat ini, atau sesuai dengan target pembaca yang kamu inginkan...

Sekarang coba lihat kata kata saya diatas, sedikit kaku dan saya pikir kalau ada anak gehol yang membaca ini, pasti akan langsung pindah ke tab berikutnya. 

Oleh karena itulah......(Hmm....masih agak kaku.....tapi nggak apa apa, minimal ini terakhir saya Nulis begini di blog ini) mulai dengan tulisan saya selanjutnya, saya akan mencoba tata cara penulisan dan gaya Nulis saya supaya bisa enak dibaca dan gampang dipahami.

Pesta Rakyat Pertama

21 Oktober 2014

Kemaren....seluruh mata masyarakat yang memiliki televisi di rumahnya (itupun yang peduli...tapi kayaknya banyak yang nggk peduli karena sibuk nyari kehidupan) tertuju pada prosesi pelantikan Presiden ketujuh negeri ini. Jokowidodo dan JK menjadi Presiden ke tujuh dan wakil Presiden ke 12 (kayaknya 12,karena nggk pernah ngitung) Republik Indonesia.

Banyak tradisi baru yang terjadi pada pelantikan kali ini,mulai dari pesta rakyat sampai acara pisah sambut kenegaraan di istana merdeka. Seluruh rakyat Indonesia tumpah ruah di sepanjang jalan Sudirman untuk menyambut pemimpin baru ....di sepanjang jalan disiapkan makanan gratis yang katanya disediakan oleh simpatisan dan rakyat yang ingin berpartisipasi pada acara ini.
Di Monas juga sudah disiapkan acara pesta yang akan menampilkan artis ibukota dan luar negeri seperti Arkarna.