“Tawuran” Yang Kembali Di Gemari Pelajar

16 Juli 2008

Hari itu Kamis tanggal 19 Juni 2008, jam dinding di kantor menunjukkan pukul 12.46 WIB. Tidak seperti biasanya jalanan di luar terlihat lebih ramai, hal ini menimbulkan kecurigaa dari beberapa karyawan yang berkantor di jalan Belakang Olo Padang. Selang beberapa menit, dari depan Apotik Minang terdengar suara letusan yang berasal dari sebuah senjata api dari salah seorang petugas intel Kepolisian. Hal ini tentu saja membuat panik beberapa pejalan kaki dan pelanggan beberapa toko yang berada dekat dengan kejadian penembakan tersebut.

Rasa penasaranpun terjawabkan setelah kami keluar dari kantor, tembakan yang dikeluarkan oleh petugas tersebut merupakan tembakan peringatan untuk menghentikan tawuran yang dilakukan oleh beberapa pelajar dari arah Jalan Permindo dan arah Patimura. Hal ini lah yang menyebabkan konsentrasi masa di jalan Belakang Olo terlihat lebih ramai dari biasanya, ada beberapa orang yang mencoba menghindari lemparan batu yang menjadi aksi utama para pelajar saat itu, sehingga banyak yang berlindung di beberapa kantor dan toko yang ada di dekat dengan posisi mereka.

Pihak Kepolisian berhasil mengamankan 2 orang pelajar dari arah jalan patimura, sedangkan rekan-rekannya yang lain berhasil melarikan diri. Tawuran ini terjadi antara dua kelompok pelajar yang berasal dari dua sekolah yang berbeda, yang satu dari STM dan satu lagi dari salah satu SMA yang ada di Kota padang. Aksi lempar-lemparan batu yang dilakukan oleh pelajar tersebut talah menimbulkan kerusakan-kerusakan kecil di beberapa bangunan yang ada di dekat lokasi kejadian.

Setelah kedua pelajar tersebut diamankan ke Poltabes Padang barulah konsentrasi massa yang ada di jalan Belakang Olo dan jalan Patimura kembali normal.

Fenomena tawuran pelajar ini telah lama hilang dari Kota Padang, bisa jadi hal ini disebabkan oleh padatnya jadwal sekolah dan pola pembelajaran yang mulai berubah. Dengan pencanangan beberapa metode pembelajaran yang berbasis agama dan sprituil, hal ini diharapkan bisa membina karakter pelajar menjadi orang-orang yang bertanggung jawab terhadap diri mereka sendiri dan juga bagi orang lain.

Akan tetapi, program-program yang telah dicanangkan oleh sekolah-sekolah tersebut tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya jika tidak didukung oleh kemampuan pelajar untuk bisa bersilaturahmi dan menjalin ukhuwah islamiyah yang baik dengan pelajar dari sekolah lain. Hal ini bisa dilakukan dengan melakukan program kunjungan-kunjungan atau mengadakan kegiatan bersama dari beberapa sekolah dalam ragka memperkenalkan dan mempererat rasa persaudaraan sehingga tidak terjadi tindakan-tindakan yang menjurus ke arah anarkis diantara sekolah-sekolah yang ada

Inilah yang saat ini mulai terlihat hilang di kalangan pelajar, dulu kita mengingat adanya perlombaan atau festival-festival musik yang diadakan oleh sebuah SMA dan diikuti oleh pelajar dari SMA lain, ada juga perlombaan Basket antar pelajar, Futsal, Latihan Gabungan untuk ekskul dan kegiatan-kegiatan lainnya. Penyebabnya bisa diprediksikan karena beban pelajaran yang diberikan sekolah mulai padat dan pembebanan target-target yang harus dilalui pelajar untuk memperoleh kelulusan di UN nantinya. Ini akan menjadi pemicu kelabilan pelajar dalam menghadapi proses belajar dan akhirnya mereka mencoba menenangkan pikiran atau mencari suasana baru melalui hal-hal yang berbau kriminal, seperti narkoba, tawuran dan lainnya. Ini yang akan menjadi tugas berat bagi semua elemen yang ada, baik guru,orang tua, maupun piha lain yang terkait guna mengarahkan mereka kepada arah yang lebih benar. (dejavu)

1 komentar:

corat-coret mengatakan...

carito apak dake balakang olo taruih sema.. hahahha...dibalakang olo apak tingga yo...

Posting Komentar