Ada berita yang cukup menyedihkan dari kawan-kawan Odha (Orang dengan HIV/AIDS) di Sumatera Barat. Sudah satu minggu ini pasokan obat ARV (Anti Retroviral) yang merupakan salah satu bentuk terapi pengidap virus HIV untuk mempertahankan daya tahan tubuhnya supaya tetap bisa survive terputus. setelah dikonfirmasikan kepada pihak Rumah Sakit yang menjadi tempat distribusi obat ini, didapatkan informasi bahwa obat ini stock nya memang habis dan belum diketahui kapan obat ini akan datang, kalau ini dibiarkan akan banyak kawan-kawan ODHA akan putus mengkonsumsi obat ARV ini. Hari kamis kemaren tanggal 7 Agustus 2008 2 (dua) orang kawan-kawan Odha putus dalam terapi ART ini, hari sabtu 1 (satu) orang, hari minggu 2 (dua) orang, jika hari senin tanggal 11 Agustus 2008 obat ARV ini belum juga masuk di Padang maka akan ada puluhan kawan-kawan ODHA yang akan resistance terhadap obat ini dikarenakan putus dalam mengkonsumsi obat. "Apa yang harus kami lakukan" saat ini sudah ada beberapa orang kawan-kawan yang putus asa dengan kondisi yang terjadi saat ini. Kita mengharapkan tanggapan dan tindakan yang jelas dari Stake holder atau pihak-pihak yang terkait terhadap permasalahan ini. Jangan tutup mata, akses obat ini merupakan salah satu bentuk ketidak seriusan pemerintah dalam upaya penanggulangan dan pemutusan rantai penularan HIV/AIDS di Sumatera Barat. Setelah dkonfirmasikan ke beberapa orang kawan-kawan di Jakarta, obat masih tersedia dan bisa diambil. Akan tetapi dikarenakan rumah sakit rujukan kawan-kawan ODHA di Sumbar bukanlah ke Jakarta maka Obat ini harus ditebus dengan harga yang dirasa cukup sulit di sediakan oleh kawan-kawan ODHA. Seperti makan buah Simalakama, kalau di beli mau cari duit kemana, kalau tidak dibeli ada resiko putus obat sehingga resitance terhadap ARV ini dan terapi yang selama ini dijalankan bisa rusak dan tidak berjalan sebagaimana mestinya lagi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar