Mencontohkan Lebih Baik Daripada Mengatakan

30 Oktober 2014

Bingung nyari kata kata yang cocok buat judul diatas, masih terkesan kaku sih....hmmm 

OK...kita mulai, saya mau membahas judul yang saya bikin diatas, yang saya maksud adalah....kalau kita mau memberitahukan kepada orang lain sebuah peraturan, maka kita juga bertanggung jawab untuk mengerjakan apa yang telah diatur tersebut.

Masih bingung kan.....huffff!!!!! Saya juga bingung ngungkapinnya.....

Jadi begini, anggap saja saya seorang pemimpin di sebuah perusahaan, untuk mengatur agar perusahaan tersebut tetap berjalan sesuai dengan Koridornya, maka saya membuat beberapa peraturan yang harus dijalankan oleh karyawan saya.

"Kepada seluruh bawahan ( sambil menengok ke bawah, dengan kacamata yang juga diplorotin ke batas hidung bagian yang besar), Anda semua harus mengikuti peraturan yang saya buat.....hmmm... Peraturannya antara lain : jam kerja kita mulai jam 8 tenggo, setelah jam 8 tidak ada lagi yang beraktivitas selain melakukan pekerjaan, istirahat makan siang jam 12-13 atau 1 jam, manfaatkan sebaik baiknya, untuk pejabat level menengah...jika masih ada bawahannya (lagi lagi menengok ke bawah) yang masih bekerja maka Anda harus tunggu ia mereka sampai selesai kecuali hal tersebut bisa didiskusikan", demikian peraturan awal. Saya mau liat Anda Anda semua bisa menjalankan atau tidak ( kacamata kembali dinaikkan ke posisi semula).

Nah....! Peraturan yang kita contohin diatas sebenarnya bukan hanya dikerjakan oleh karyawan, akan tetapi untuk bisa membuat karyawan bisa mematuhi peraturan yang telah di buat, kita sebagai pimpinan juga harus menjadi Role model. Sehingga sebagai pembuat peraturan, sudah sepantasnya pimpinan terlebih dulu mendisiplinkan diri untuk bisa memberikan contoh yang baik, jangan sampai seperti pepatah Minang " Tunggkek membaok rabah".

Ada beberapa kondisi yang saya lihat menjadi sebuah parodi dan pameo di kalangan karyawan terkait dengan tidak adanya Role model yang terbangun pada unsur pimpinan di beberapa perusahaan berkembang. Contohnya si pimpinan sarapan pagi di pantau jam 9 pagi padahal si dia udah bilang kali masuk kerja jam 8 dan nggk ada lagi kegiatan setelah itu, terus si dia menjalankan sholat suhunya jam 13.30 padahal istri hatinya hanya sampai pukul 13 saja...dan banyak hal lain yang tidak sesuai dengan peraturan yang telah si dia buat.

Ini akan menampilkan ketidak percayaan para karyawan kepada bos nya, dan efek terbesarnya adalah antipati terhadap segala peraturan yang dibikin oleh perusahaan maupun oleh atasan. Setelah antipati, maka muncullah dimotivasi dan etos kerja yang menurun dan mengakibatkan terjadinya penurunan produktifitas.....dan bla...bla...efek lain yang terjadi.

Himbauan saya buat para bos bos dan pimpinan di luar sana, kalau Anda sudah menyiapkan diri dan dikarbot menjadi pimpinan d perusahaan Anda, Anda harus menghargainya dan harus bisa menjadi Role model bagi bawahan anda, kali nggk sanggup....Sanggupin (gunakan intonasi Danang-Darto)

OK sekian dulu hari ini, saya pengennya Nulis dengan lebih santai lagi....tapi emang pembahasannya yang sedikit berat....

Salam dejavu


0 komentar:

Posting Komentar